Alhamdulillah akhirnya keinginan untuk melakukan shalat di masjid ini dapat terwujud. Disela-sela kesibukan sebagai mahasiswa arsitektur, saya menyempatkan untuk datang kemasjid Al-Irsyad karyanya seorang arsitek indonesia M. Ridwan Kamil yang sering disapa pak Emil. Sebenarnya sudah lama sekali keinginan ini saya rencanakan untuk datang melakukan shalat dan melihat secara langsung bagaimana bentuk aslinya masjid ini, katanya sih konsep dasar bentuk masjid ini dari bentuk “ka’bah”. Bentuknya persegi tanpa menggunakan atap kubah. Wah... saya jadi kepikiran seperti melakukan sholat di ka’bah. He..he...! coba liat ini...
Bagaimana cerita perjalanannya??
Hari Jum’at tanggal 11 Februari 2011 saya memutuskan untuk jalan-jalan, mumpung ada libur sehari, soalnya sabtu besoknya harus menyiapkan laporan seminar yang direvisi, ha..ha..ha..! seharusnya hari kamisnya saya liburan ke Jakarta, tapi karena keadaan yang menunda keberangkatan itu, dan akhirnya hari jum’atnya saya memutuskan untuk jalan-jalan ke masjid Al-Irsyad di padalarang sekalian shalat jum’at dsana.
Dari rumah yang bertempat tinggal di Cimahi saya menggunakan angkot, start pukul 09:30 WIB dari rumah dan tiba pukul 10:15 WIB di padalarang, cukup bayar angkot Rp. 4.000,- saja, karena tempatnya rada jauh. Dengan membawa perlengkapan seadanya dan tidak lupa membawa alat tulis, sketch book, serta kamera, biar dilihat lebih profesional lah...! tapi kamera yang di bawa bukan kamera SLR yang keren-keren itu, cukup kamera HP saja, itupun HP pinjaman dari kakak karena kamera HP saya tidak mampu lagi untuk mengambil gambar dengan baik, alias RUSAK.........!!!
Tiba di padalarang ternyata angkot tersebut tidak masuk kedalam kawasan Kota Baru Parahyangan, tapi hanya berhenti di depan gerbang... wah..wah...wah...! kan cukup jauh letak masjid dari gerbang kota baru nya...
disini saya berpikir sejenak, mau pake ojek, pake damri atau jalan kaki ya. Melihat masih jam 10:15 akhirnya saya memutuskan untuk jalan kaki saja sekitar 2 km kedalam, pasti keburu untuk shalat jum’at dsana. Memasuki gerbang terlihat bangunan Puspa Iptek, nih foto bangunannya, keren kan...?
Gedung Puspa Iptek ini merupakan bangunan yang menopang fungsi Jam Matahari yang disebut Sundial. Bangunan ini sebagai sundial terbesar di Indonesia (Sertifikat Museum Rekor Indonesia: Mei 2002)
setelah foto-foto bangunan Puspa Iptek, saya pun bergegas berjalan cepat menuju Masjid. Wah..wah..wah.... ternyata 2 km itu sangat jauh sekali, sampai-sampai kaki saya lecet yang hanya menggunakan sendal, kesian....!!!! sumpah capek sekali, tapi katanya semakin jauh perjalanan kita menuju masjid, semakin besar pula pahala yang kita terima. Amin..amin.. ya Allah...
1 km rasanya sudah terlewati, hati pun mulai putus asa dengan cuaca yang cukup panas. menara masjid yang ditunggu-tunggu itu blum terlihat, huh....! pengen naik ojek aja rasanya.... tapi dengan jiwa semangat ingin datang ke Masjid tersebut saya pun tetap melanjutkan perjalanan. Setelah menanti begitu lama, akhirnya bentuk masjid pun sudah terlihat, wah..wah... senang sekali hati ini, wuih... keren..keren... masjidnya...! akhirnya pun saya tiba di Masjid Al-Irsyad pukul 11:10 WIB, beuh... hampir satu jam saya berjalan kaki... sungguh penat sekali rasanya. Eh dilihat-lihat ternyata ada salah satu wartawan dari ANTV, kaya’nya melakukan syuting tuh, wah saya bergegas cepat-cepat menghampiri didekat camera, biar masuk TV. Nanti nonton ya di ANTV waktu pembahasan tentang masji Al-Irsyad,tapi ga tau kapan, kali aja ada saya disana. Ha..ha..ha...
apa saja yang saya lakukan di masjid Al-Irsyad?
Hal yang pertama dilakukan pasti donk melihat-lihat dan keliling di area masjid tak kenal lelah dan penat. Wah... ternyata saya baru tau setelah melihat dari dekat, dinding masjid Al-Irsyad hanya dari bahan batako alami tanpa menggunakan finishing, sangat terpukau ni hati melihat bangunan. Dengan bahan yang sangat sederhana ini bisa menjadi sesuatu yang luar biasa. Sungguh arsitektural sekali, sungguh modern sekali, sungguh kontemporer sekali, dan sungguh super sekali hasil karyanya pak Ridwan Kamil ini.
Batako abu-abu yang lebih terang itu merupakan warna dasar yang ditimbulkan oleh bangunan, sedangkan batako yang lebih gelap ada bolongnya, sepertinya sebagai ventilasi biar angin masuk kedalam bangunan dan jika dilihat dari jauh susunan batako yang warna gelap tersebut membentuk tulisan kaligrafi yang menjadi ornamen pada bagian sisi-sisi dinding masjid ini, katanya sih tulisannya itu membentuk tuliasan dua kalimat syahadat, nah dua kalimat syahadat itu sebagai tema utama arsitekturnya menurut orang yang saya tanya disana. He..he..he..! sebagai kalimat terpenting bagi umat islam ini yang melekat pada sisi-sisi dinding bangunan masjid, katanya jika dilihat pada malam hari, maka cahaya-cahaya dari dalam masjid akan memancarkan keluar melalui lubang-lubang dinding yang membentuk kaligrafi syahadat tersebut. Wah pasti keren ya, sayangnnya saya tidak memiliki foto-foto pada malam harinya, cukup foto siangnya saja ya???
Setelah keliling-keliling disekitar luar bangunan masjid waktu pun menunjukkan pukul 11:40, saya langsung menuju tempat pengambilan wudhu dan tidak lupa menitipkan barang-barang dilocker penitipan. Sungguh terawat dan bersih sekali masjid ini ya Allah.... Setelah mengambil wudhu untuk melakukan shalat jum’at saya langsung menuju interior masjid. Ternyata masi sangat sepi sekali, kesempatan yang sepi ini saya manfaatkan untuk berfoto-foto bagian interior masjid. Wah pada bagian mihrab masjid tidak sperti masjid-masjid umumnya, Mihrab didesain terbuka, dan orang-orang didalam masjid dapat langsung melihat bukit-bukit dan gunung-gunung yang langsung berhadapan dengan masjid. Sehingga mihrab masjid ini dirancang sebagai tempat untuk menghadap Allah dengan konsep “kebesaran Alam”. Sungguh-sungguh menakjubkan, benar-benar merasakan kebesaran Allah saat kita berada didalam masjid ini. Tapi sayangnya, jika kita melihat terus-terusan apalagi melihat bapak uztad lagi ceramah di mimbar, dijamin mata kita akan sakit, karena silau.... (ada apa dengan desainnya, apakah cahaya yang masuk tidak bisa diredam lagi?)
Selain itu yang terdapat didalam interior masjid adalah jumlah lampu yang dipasang berjumlah 99 buah, ini menyimbolkan Asmaul Husna atau 99 nama suci Allah. Penuh dengan makna-makna religi yang sangat mendalam pada desain masjid ini, walaupun sangat jarang sekali terlihat ukir-ukiran kaligrafi yang menghiasi interior masjid. Lampu-lampu yang berjumlah 99 buah itu disusun berdasarkan sab-sab shalat masjid. Ni foto lampunya...
Banyak kan jumlah lampunya, tapi kira-kira boros ga’ ya? Saya lupa untuk menanyakannya secara langsung. Maaf....!
Kalo yang ini foto-foto narsis saya saat didalam masjid. Ha...ha..ha..
shalat jum’at pun telah selesai dilaksanakan, duh... sangat khusyuk sekali shalat disana, angin sepai-sepoy yang masuk kedalam, nuansanya benar-benar berbeda, sangat merasa dekat dengan Yang Maha Kuasa...! setelah keluar dari masjid, saya tidak langsung untuk pergi begitu saja. Sebagai mahasiswa arsitek, saya memanfaatkan waktunya untuk melakukan sketsa on the spot, ha..ha..ha... (gaya-gayaan dikit lah, padahal saya sengaja melakukan sketsa, soalnya banyak wartawan ANTV disekitar masjid, berharap sekali memancing wartawan tersebut untuk mewawancarai saya, walaupun akhirnya tidak diwawancarai ha..ha..ha...?). sebelum sketsa saya meminta izin dulu dengan pak satpamnya. Pak satpamnya baik sekali, selain diizinkan, pak satpam menyuguhkan gorengan untuk saya, makan siang katanya, alhamdulillah....! awalnya saya menolak, tapi terima saja, mumpung dikasi. Saya mendoakan agar pak satpam tersebut salalu diberi kesuksesan dalam menjalankan tugasnya. Amin.... (terimakasih ya pak)
ni foto saat melakukan sketsa didepan masjid..nih hasil sketsa nya, walau tidak begitu detail, cukup bentuk boxnya saja. Mohon maaf ya jika sketsanya jelek, maklum masi amatiran....
Waktu pun menunjukkan pukul 14:00 WIB, saya bergegas merapihkan peralatan tulis. Sebelum meninggalkn masjid Al-Irsyad saya berfoto-foto dulu, untung ada pak satpam yang baik hati, jadi saya meminta pak satpam untuk memfotokan saya ( sekali lagi terimakasih banyak ya pak, maaf sudah banyak merepotkan). Ni fotonya....
Wah keren kan hasil jepretan pak satpam???
Berfoto-foto pun telah usai, saya langsung menuju halte untuk menunggu bus Damri yang terletak didepan masjid. Soalnya setelah ini saya langsung menuju alun-alun Bandung dan tidak langsung ke Cimahi. Ni Foto saat menunggu Damri di halte, cukup lama menunggunya.
Akhirnya setelah 30 menit bus Damri pun tiba dihalte. Alhamdulillah perjalanan menuju masjid Al-Irsyad pun sudah dilakukan, dan saya sangat merasakan puas dan berkesan atas apa yang telah saya alami hari ini. Semoga diwaktu lain saya dapat berkunjung dan dapat melakukan shalat kembali di masjid ini. Amin ya Allah.....
Saya bangga di Indonesia memiliki masjid Al-Irsyad yang begitu tampil beda, sebagai negara yang memiliki agama muslim yang terbanyak di dunia, sudah sepantasnya kita lebih maju. Hal ini dicerminkan pada masjid Al-Irsyad yang memberikan pengaruh besar bagi kita semua.